Resesi alias pelemahan ekonomi sedang panas dibicarakan di mana-mana. Secara teori, resesi terjadi apabila perlambatan aktivitas ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.
Pada dasarnya, jika suatu negara resesi tentu akan berdampak pada negara lain. Pasalnya, satu negara dengan negara lain dihubungkan oleh kegiatan perdagangan dan investasi bisnis.
Apalagi kalau yang resesi negara dengan perekonomian besar macam Amerika Serikat. Bisa saja, perekonomian sedunia ikut kocar-kacir.
Mengutip CNBC Indonesia, Minggu (29/9/2019), setidaknya sudah ada lima negara di dunia yang secara teoritis hampir terjun dalam jurang resesi.
1. Inggris
Perekonomian Inggris, pada kuartal II-2019 cuma tumbuh 1,2%, melambat 0,6% dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,8%. Hal ini juga menjadi angka terendah sejak awal 2018. Sementara untuk periode Mei-Juli, ekonomi Inggris tidak tumbuh alias 0%.
“Pertumbuhan ekonomi stagnan karena kontraksi di sektor konstruksi dan manufaktur. Sementara sektor jasa, yang menyumbang sebagian besar aktivitas ekonomi, masih tumbuh, tetapi melambat sepanjang 2019,” kata Rob Kent-Smith, Ekonom Biro Statistik Inggris (ONS) pada keterangannya.
Kondisi pun semakin pelik dengan adanya kisruh geopolitik Inggris yang membingungkan, terutama terkait dengan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
2. Italia
Ekonomi Italia memasuki resesi setelah mencatat pertumbuhan -0,1% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ) pada kuartal III dan IV 2018.
Meski berhasil bangkit di 3 bulan pertama pada awal tahun dengan pertumbuhan 0,1% dari kuartal IV 2018, namun kembali lagi stagnan 0% di periode April-Juni.
Hal tersebut menunjukkan masih rapuhnya kondisi ekonomi Italia yang merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar ketiga di zona euro.
3. Jerman
Jerman sebagai raksasa ekonomi Benua Biru, justru sedang menjadi sorotan. Sang raksasa kini sedang lesu, tidak lama lagi sepertinya akan mengalami resesi.
Sebagai negara yang mengandalkan ekspor sebagai roda penggerak perekonomian, sektor manufaktur Jerman justru mengalami pelemahan selama sembilan bulan beruntun. Di bulan ini, pelemahan itu mencapai yang terparah dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Markit melaporkan manufaktur PMI Jerman bulan September sebesar 41,4 poin, turun dari bulan sebelumnya 43,5 poin. Sementara sektor jasa meski masih berekspansi mengalami pelambatan menjadi 52,5 poin dari sebelumnya 54,8 poin.
Pertumbuhan ekonomi Negeri Panser di kuartal II 2019 pun melemah sebesar 0,1% dibanding kuartal sebelumnya. Di kuartal III-2019 Jerman diprediksi mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi lagi yang membuatnya terjun ke jurang resesi.
4. Singapura
Ternyata, awan resesi tak hanya menghantui AS dan negara-negara Eropa. Negara di kawasan Asia Tenggara juga tak luput dari ancaman resesi, salah satu yang terindikasi resesi adalah Singapura.
Melansir data Refinitiv, perekonomian Negeri Singa melemah sebesar 3,3% pada kuartal II-2019. Jika perekonomian di kuartal III-2019 terus mengalami pelemahan maka Singapura akan resmi mengalami resesi.
Bahkan, Monetary Authority of Singapore (MAS) selaku bank sentral Singapura memperkirakan perekonomian Singapura hanya tumbuh di kisaran 0-0,1% pada tahun 2019. Jika terealisasi, maka akan jauh melambat dibandingkan pencapaian pada tahun 2018 yaitu 3,1%.
5. Hongkong
Tak hanya Singapura, Hong Kong juga berada di ujung jurang resesi. Pada kuartal II-2019, perekonomian Hong Kong melemah sebesar 0,4%.
Kondisi ini sangat kontras dengan kuartal I-2019 kala perekonomian Negeri Jackie Chan mampu tumbuh hingga 1,3%. Jika perekonomian di kuartal III 2019 masih terkontraksi, Hong Kong akan resmi jatuh ke jurang resesi. (Herdi Alif Alhikam/detik.com)