Bagu, Nusa Tenggara – Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah bisa dikendalikan meski beberapa negara masih naik-turun dalam penanganannya. Selaras dengan kondisi tersebut, perekonomian global berada dalam tren melambat. Bahkan resesi ekonomi 2023 berada di depan mata karena adanya resesi keuangan di beberapa negara yang disebabkan oleh tidak stabilnya pasar keuangan.
Lantas apakah perekonomian Indonesia akan terpengaruh dan mengalami perlambatan?
Ekonom Muda Bagus Rosyid menjelaskan kondisinya dalam Webinar Transformasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Era Society 5.0 Indonesia yang diselenggarakan Universitas Qamarul Huda Badaruddin.
“Ekonomi Dunia 2023 akan mengalami The Perfect Storm, dimana inflasi tinggi dan tak terkendali akan menyebabkan kontraksi ekonomi menuju resesi ekonomi hingga stagflasi,” ungkap pria yang tergabung Pokja Komunikasi Kemenkeu itu.
Namun demikian perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh sekitar 5,3% meski kemungkinan akan terkoreksi hingga 5% di tengah tekanan ekonomi global.
“Resesi ekonomi global di tahun 2023 memang akan mempengaruhi perekonomian negara dunia termasuk Indonesia. Namun kita tak perlu khawatir karena pemerintah sudah menyiapkan berbagai antisipasi agar pertumbuhan ekonomi tak terkoreksi terlalu mendalam,” ujarnya.
Seperti diketahui beberapa negara telah dipastikan mengalami resesi ekonomi, di antaranya Amerika Serikat, Eropa, Inggris, dan China. Momentum pemulihan ekonomi Indonesia berada di jalur yang positif dan akan terus diupayakan meski di tengah goncangan ekonomi global yang kuat. Peningkatan produktivitas kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna mencapai Visi Indonesia Maju 2045.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan pembangunan menuju society 5.0 di antaranya pengembangan ekonomi digital, ekonomi hijau, dan revitalisasi industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal. (redaksi)