Tak ada yang menyangka jika pria berbadan gempal itu sering menjuarai kompetisi karya tulis ekonomi. Pria yang hobi nonton drama korea dan main mobile legend itu baru saja dinobatkan jadi jawara pertama Karya Tulis Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia (LPEI) 2019.
Bagus Dwi Aryanto, pegawai PKPN BKF kelahiran Cilacap 28 tahun lalu itu mengambil tema UMKM dalam karya tulisnya. Dia memberi nama Exact (Exporter Accelarator) : Menuju Sejuta UMKM Melalui Aplikasi Berbasis Mobile Terintegrasi.
Inspirasi yang Berawal dari UMKM
Terinspirasi dari susahnya UMKM di Indonesia untuk mengembangkan usaha hingga ekspor, pria yang akrab disapa Bagus ini fokus pada pembiayaannya. Selama ini UMKM kesulitan mencari sumber pembiayaan dan kredit, adanya gap pembiayaan bagi UMKM, dan permasalahan saving-investment gap di Indonesia.
“ExAct yaitu aplikasi berbasis mobile yang didesain untuk mendukung UMKM Indonesia untuk melakukan ekspor”, kata pria yang hobi makan ini kepada redaksi.
“Secara prinsip aplikasi ini memberikan pembiayaan melalui skema Peer to Peer Lending (P2P Lending) crowdfunding berbasis syariah bagi UMKM orientasi ekspor yang terintegrasi, tidak hanya pembiayaan tetapi aplikasi ini juga memfasilitasi pembelian bahan baku dari pemasok dalam negeri dan juga inkubasi bagi pelaku UMKM”, lanjutnya.
Bagus kemudian menjelaskan bahwa aktivitas yang dapat dikembangkan dari aplikasi Exact ini meliputi pengembangan Platform ExAct, kegiatan assessment UMKM, kegiatan inkubasi UMKM, dan menghubungkan UMKM dengan pemasok dalam negeri.
Sedangkan nilai tambahnya bagi perekonomian Indonesia, Exact mampu untuk memberikan permodalan bagi UMKM untuk ekspor, peluang investasi syariah dari masyarakat untuk mendorong perekonomian, membuka rantai suplai bahan baku ekspor dari dalam negeri; dan inkubasi UMKM untuk meningkatkan daya saing.
Beberapa Dampak Aplikasi ExAct
Apa dampak yang diharapkan dari ExAct ini?Pria yang juga juara 1 lomba karya tulis OJK 2019 akhir Juli lalu ini menjelaskan bagaimana Exact dapat mengurangi gap pembiayaan khususnya bagi UMKM yang berorientasi ekspor. Lalu daya saing UMKM yang berorientasi ekspor bisa terdongkrak, dan meningkatkan penyerapan penggunaan bahan baku dalam negeri.
Dampak lain dari aplikasi ExAct ini diharapkan bisa berkontribusi positif bagi perekonomian karena UMKM menyerap mayoritas tenaga kerja di Indonesia, mengubah behaviour masyarakat dari menabung menjadi terlibat aktif dalam kegiatan yang mendorong perekonomian (investasi); dan dapat memperbaiki performa ekspor Indonesia secara agregat.
Saat ini kontribusi ekspor dari sektor UMKM di Indonesia sangat rendah yaitu di angka 15,8%, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat UMKM melakukan ekspor diantaranya adalah akses pembiayaan. Saat ini di Indonesia terdapat gap pembiayaan UMKM (dari kebutuhan 1.649 triliun rupiah hanya 660 triliun rupiah yang dapat dipenuhi institusi jasa keuangan), begitu juga dengan kegiatan ekspor oleh UMKM yang terdapat gap pembiayaan.
Bagus merumuskan skema pembiayaan yang terintegrasi melalui aplikasi ExAct. Pada dasarnya ExAct adalah aplikasi pembiayaan P2P Lending berbasis syariah untuk UMKM orientasi ekspor, aplikasi ini terintegrasi dengan sistem inkubasi UMKM ekspor serta sistem penghubung dengan pemasok bahan baku dalam negeri.
“Harapannya ExAct dapat mengurangi gap pembiayaan untuk UMKM ekspor dan meningkatkan daya saing UMKM pada tingkat internasional, secara agregat hal tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi neraca perdagangan dan perekonomian Indonesia.”
“Dengan banyaknya pelaku usaha sektor UMKM, pemberdayaan UMKM untuk ekspor dapat menjadi kekuatan ekspor bagi Indonesia”, pungkas pegawai yang jago negoisasi seputar PPh industri ekstraktif itu.
Mantap. Temen gue ternyata boljug nih. Bisa menang kompetisi